must to remember:
Rabu, 16 Desember 2009
Indahnya Berbagi
Selasa, 08 Desember 2009
"Harga Sebuah Pembelajaran"
Senin, 09 November 2009
Jumat, 16 Oktober 2009
Little About Mie Instant

Bagi para pengemar mie instan, ternyata di dalam mie tersebut terkandung lilin yang berfungsi untuk melapisi mie instant (mungkin itu juga yah yang menyebabkan mie tidak lengket satu dengan yang lainnya). Pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3(tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi Mi Instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi. Pernah seseorang bereksperimen dengan cara menyimpan kuah hasil olahan mie instan selama 3 hari, dan ternyata memang terbukti ditemukan zat seperti lilin. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir(bekerja) sehingga tidak punya waktu lagi untuk memasak,sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi Mi Instan setiap hari. Akhirnya dia menderita kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin dalam Mi Instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut.
Bagi anda pengemar mie instan, mungkin kini saatnya untuk berhati-hati mengkonsumsi mie tersebut, karena tubuh kita membutuhkan waktu 2 – 3 hari untuk membersihkan zat lilin tersebut. Jika kita perhatikan Mi
Aturan masak dalam membuat Spaghetti (Mi dari Italia), akan dibutuhkan minyak dan mentega yang ditambahkan terlebih dahulu pada air rebusan Spaghetti untuk menghindari lengketnya pasta tersebut.
Makanya, kalau mau mengkonsumsi mie instan, usahakan untuk selalu membuang air hasil rebusan dan menggantinya dengan air hangat yang baru. (untuk meminimalkan zat lilin yang masuk).
Ada kisah yang mengerikan :
* Ada orang yang sekarang usianya sekitar 48 tahunan tapi sudah 4 tahun terakhir ini kemana-mana membawa alat, maaf, sebagai pengganti anusnya, karena usus bawah sampai dengan anus telah dipotong sebab sudah tidak bisa dipakai lagi pasalnya waktu mahasiswa dengan alasan ekonomi mengkonsumsi mie instant secara berlebihan sehingga bagian usus yang dipotong tersebut adalah tempat mengendapnya bahan pengawet yang selalu ada di setiap mie instant mungkin sejenis borax pengawet untuk mayat (data menunjukan bahwa import borax dan sejenisnya sangat besar ke Indonesia) dan walhasil menimbulkan pembusukan ditempat tersebut, semoga semua pihak berhati hati dalam mengkonsumsi makanan seperti bakso, sosis, mie dll
* Ada lagi, orang yang pernah kena kanker getah bening (8 kelenjar getah bening kena), dan berobat selama hampir 1 tahun di Singapore menghabiskan lebih dari 1 Milyar pada tahun 1996 sampai 1997 (untung ditanggung kantor), akibat dia mengkonsumsi indomie plus korned selama 4 tahun terus menerus setiap hari(dengan alasan karena istrinya sibuk kerja). Menurut dokter yg mengobati nya, penyebab utamanya adalah pengawet yg ada di indomie dan korned tsb.
Berikut ini adalah beberapa tehnik/teknik atau cara untuk membuat indomie mie instant menjadi lebih sehat atau lebih enak lain dari apa yang ada di saran penyajian di bungkus indomie. Tentu saja tips dan triks ini tidak hanya untuk mi instant merek indomie saja, namun juga untuk merek lainnya seperti mie ABC, Mie President, Michiyo, Mie Sedaap, Karee, dan lain sebagainya.
- Menambah Sayur Mayur
Bagi anda yang suka sayur-sayuran hijau ataupun sayur lainnya anda dapat memasukkan daun sawi, bayam, kangkung, kol, tomat, pete, cabe merah, cabe rawit, bawang bombai, jahe, kunyit, dan lain sebagainya ke dalam rebusan indomie. Sebaiknya sayuran tersebut dimasak tidak terlalu lama agak zat yang terkandung dalam sayur tersebut tidak rusak.
- Menambah Lauk Pauk
Bagi anda yang suka lauk-pauk baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan anda dapat memasukkan telur, kornet, daging, sosis,
- Dibuat Jadi Versi Goreng
Mie yang seharusnya direbus dapat anda coba dimasak dan kuahnya ditiriskan, lalu setelah itu diaduk sampai rata dengan bumbu tanpa air rebusan. Yang pasti anda harus menyesuaikan takaran atau ukuran versi goreng agar tidak terasa asin atau aneh ketika dimakan nanti.
- Dibuat Jadi Bubur Indomi
Ketika mie instant belum dibuka dari bungkusnya remaslah mi tersebut sampai halus, kemudian dimasak seperti biasa. Nanti indomie yang sudah matang akan terlihat seperti bubur mie.
- Dibuat Jadi Snack
Carilah resep ke internet, buku, majalah, teman, tetangga, dan lain sebagainya untuk mengoah indomi menjadi snack, kudapan, jajanan, cemilan, dan lain-lain. Mi instan dapat dibuat menjadi seperti kroket, omelet, risol, kripik, dan lain sebagainya
Hmm…^_^
Kamis, 15 Oktober 2009
Bahaya Sate vs Timun

Sate… tentu tak asing lagi di telinga kita. Identik dengan daging, ditusuk, dan dibakar,,, + bumbu kacangnya, Hmm…
Siapa yang tidak tergiur akan kelezatan sate. apakah itu sate kambing, sate ayam, ataupun sate padang dan beraneka ragam makanan lainnya yang bersumber dari air tawar ataupun hasil laut seperti ikan mas, ikan kakap, baronang, cumi, kepiting dan teman-temannya, ditambah sedikit lalapan dan sambal yang pedas. Mmmm sangat menarik bukan ?? Dan tentu saja untuk menemukan jenis makanan tersebut di Makassar khususnya tidaklah susah. Hamper di setiap ruas jalan berderet gerobak yang memamerkan jualannya itu. Tapi, tunggu dulu…
Minggu, 11 Oktober 2009
SILATURRAHMI PII (Pelajar Islam Indonesia) SULSEL 2009
Minggu, 16 Agustus 2009

Serpihan Narasi PII Dalam Bingkai 62 Tahun
Oleh: Yana Yan
“Masa sekarang dan segala masa, adalah masa yang indah kalau saja kita tahu apa yang harus kita perbuat”
(Ralph Waldo Emerson)
Kini, era globalisasi bukan lagi sebuah wacana asing bagi kita, rakyat Indonesia. Realita terpajang di depan mata. Bertumpuk efek telah terealisasi sempurna. Hedonisme atau sikap hura-hura yang dilakukan remaja, gejala shopaholic (sebutan untuk orang yang hobi belanja), free-sex, ghozwul fikr, bahkan kristenisasi, adalah sedikit dari sekian banyak efek yang ditimbulkan dari globalisasi yang bisa kita baca saat ini. Lahirnya era globalisasi di bumi pertiwi, pertanda sekat antar bangsa telah terhapus. Artinya, hasutan-hasutan dari luar pun semakin gencar mengalir memasuki negeri ini. Parahnya, pelajar yang didominasi oleh kaum remaja, adalah pihak yang lebih banyak mendapatkan percikan apinya.
Sesuatu yang tak dapat dipungkiri, bahwa kualitas generasi muda merupakan cerminan masa depan bangsa. Suatu bangsa yang gagal membina generasi muda (moralitas dan kapabilitas), akan menjadi bangsa pecundang di kemudian hari. Negara-negara maju di dunia sangat khawatir dengan kelanjutan masa depan negara mereka. Apalah artinya kemajuan ekonomi, kecanggihan teknologi dan militer, kepemimpinan atas dunia, sementara generasi mudanya sedemikian rusak moralnya, bahkan tidak dapat diharapkan di masa depan. Bayang-bayang kemunduran atau bahkan kepunahan sebagai bangsa tampak begitu menakutkan. Maka, generasi muda islam pun harus mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi sekaligus mengambil peranan yang lebih besar. Berbagai elemen bangsa Indonesia yang mayoritas muslim harus bangkit dan saling bahu-membahu mengembangkan program pembinaan generasi muda yang bermuara pada pencapaian kualitas iman dan takwa, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni. Dan Pelajar Islam Indonesia (PII), sebagai organisasi pergerakan pelajar yang berasaskan islam, diharapkan mampu ikut berkiprah dan memberikan kontribusi maksimalnya. Disinilah, peran seorang kader PII untuk dapat mengaplikasikan fungsinya sebagai alat perjuangan. Pengaplikasian yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan pendidikan, yang menjadi tema lahan garap perjuangannya. Dengan mengusung tema itu, sangat diharapkan tujuan terbentuknya Pelajar Islam Indonesia (PII) ini bisa segera terealisasi. ”Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan islam bagi segenap rakyat Indonesia dan umat manusia,” tak lagi sekedar wacana yang hanya bisa dilafadzkan dalam setiap prosesi pengkaderan PII. Kader-kader PII diharapkan hadir sebagai salah satu wahana yang bisa menjadi the agent of problem solving atas segala problematika yang terbentang. Semoga dengan demikian, kita bisa menjadi bagian dari golongan orang-orang yang beruntung, yang senantiasa menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran.
4 Mei 1947! Menjadi tonggak sejarah lahirnya sebuah organisasi bernama Pelajar Islam Indonesia (PII). Layaknya manusia yang terus ditempa masalah dalam setiap hidupnya, Pelajar Islam Indonesia (PII) pun demikian. Diusia yang sudah mencapai angka 62 tahun, berderet masalah menyambar organisasi ini. Termasuk ketika PII harus hidup di tengah era globalisasi. Dimana, kompleksitas problematika kehidupan pun semakin mencuat. Namun, memasuki usia yang semakin beranjak, tak sepantasnya PII bungkam, apalagi lengah. Hanya mengamati, serta menikmati setiap skenario dari Sang Pencipta, layaknya seorang tua renta. Kalau boleh kita menganalogikan, idealnya PII bagaikan sebuah pohon besar yang kokoh. Dimana, semakin tinggi dan semakin besar pohon itu, maka akan semakin kokoh pula dalam menghadapi tamparan angin sebesar apapun. PII pun idealnya harus seperti itu! Kokoh dan bijak dalam menghadapi setiap masalah.
Kini, 62 tahun membingkai perjalanan hidup PII. Usia yang sudah semakin beranjak. Tak salah, jika terkadang kita menuntut sebuah idealitas. Maka, adalah sebuah langkah bijak ketika kita sadar akan realitas, maka segeralah berbenah dari itu semua. Dan, menjadi sebuah bahan refleksi, ketika realitas belum berada pada titik idealitasnya. Aktualisasi ‘Muslim, Cendekia, Pemimpin’ (MCP), saatnya digerus. Tak sekedar kata! Namun, sekali lagi: PII butuh aplikasi. Sehingga, PII benar-benar mampu mencetak generasi yang mampu berkompetisi dari berbagai lini kehidupan.
’Ikrar Jakarta’, sebuah komitmen yang senantiasa diteriakkan oleh kader dalam setiap prosesi pengkaderan, tidak sepantasnya hanya menjadi sebuah wacana formalitas pelengkap training belaka. Tapi lebih dari itu, komitmen itulah yang harus menggerakkan hati kita untuk bisa mengaplikasikan segala apa yang pernah kita ikrarkan. Karena itulah komitmen yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Karena hidup bukanlah permainan!
“ Dan hendaklah ada segolongan diantara kamu yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar: merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali-Imran:104).
\
Kamis, 30 Juli 2009
Merindu Rini
Tercipta gelisah di ruang ini
Hati mulai rapuh
Ditemani malam yang kian membisu
Berselimutkan sepi yang mencekam
Dibalut lelah,,,
Menekuri ronanya, yang kian menjelma
Diri mulai meronta
Dalam sembah sujud,
Juga dalam diamku.
Kembali kutemukan Ia
Merasuk tajam dalam sanubariku
Menusuk-nusuk kerinduanku.
Ya, aku merindu!
Dan rindu semakin menjelma
Merasuki relung sukmaku
Tak terbantahkan!
Rini,
Waktu kini menggilasmu sangat!
Merobek kisah pertemanan diantara kita
Ia yang terlanjur mendiamkanku di sini,
:seorang!
Meski asa menggiring nafsu
tuk mengenang cerita indah yang terlanjur kupahat bersamamu.
:dulu!
Rini,
Kini ku merindumu sangat
Waktu,
Ia terlalu dahsyat tuk ku hempas
Ia hanya menenggelamkanku dalam kesepian berkepanjangan
Adakah waktu tersisa tuk bersua bersamamu kini?
Aku tak kuasa,
Buliran airmata bercerai
Menampar pipiku yang terlanjur lemah
Aku terkapar,
Terkulai tanpa daya
Karena mu...
Karena aku merindumu
:sangat!

Membedah Cinta
Oleh: Yana Yan
Cinta!
Cinta…
Cinta itu…
Cinta adalah…
Cinta!
Cinta…
Aku mengenalmu sejak jiwaku terpasung
:merengkuhmu sejak mataku terbias di tempat ini
:menjamahmu sejak diri dibuai kasih sayang Ibu
:menggerusmu sejak nurani menjejaki hidupku
:menekurimu sejak hati berselimutkan rasa
:memahatmu sejak rasa tergolek dalam dada
Tak kan kubiarkan kau lenyap
Bersama hempasan angin yang terus berhembus
Karena kaulah hidupku!
Cinta itu…
: separuh jiwa!
Laksana elang yang kehilangan sebuah sayap,
Ia merasakan hidup yang sungguh pincang
Laksana bumi yang tak pernah di guyur hujan
Hidup menjadi kerontang
Laksana pagi yang mencekam, tanpa nyanyian burung, tanpa sinaran mentari
Tak ada kisah menghiasinya
Maka ia menjadi hambar
Kala cinta terpental jauh,
Separuh jiwa seolah mati
Hilang bersama terbangnya cinta
Ketika kau bertanya kepadaku tentangnya,
Maka cinta adalah…
:karunia yang menjelma pada sanubari setiap insan
Terbias berjuta makna pada lukisan hati setiap manusia
Ialah rasa yang tak pernah lelah menyelimuti qalbu
Hadir,,, tiada bosan
Namun, ego terkadang menyingkirkannya
Ialah warna yang tak pernah pudar menghiasi setiap episode kehidupan
Terbias,,, tanpa bosan
Namun, nafsu terkadang menyeretnya pergi jauh
Jauh, dan membuatnya ternoda
Cinta!
Kubiarkan sayapku terbang
Menjejaki hidup, mengais cinta yang hilang
Bersama elang
Menjejaki dunia, menikmati cinta
Selasa, 28 Juli 2009

Attention!!!
bwt aLL kaDer MCP... suKsesKan Intermediate Training (INTRA) oleh PD Kota Palopo: 3-13 september'09. "Keep hamasah!!!" jGn peRnah Lelah tuk trus menggerus kebenaran
Info lebih lanjut, Hubungi CP berikut:
Justini Abdullah(SC) : 085 255 993 324
Saputri Mulyanna (SC) : 085 255 384 212
Agusalim (Ketum PD PII Kota Palopo) : 085 242 708 117
Jumat, 19 Juni 2009
Sketsa Pendidikan Indonesia

Oleh: Yana Yan*)
“Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.”
(UU Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5, ayat 1, 2003)
Globalisasi terus saja menggelinding, bersama waktu yang juga ikut berputar. Kemajuan demi kemajuan pun mengiringinya. Berbagai sektor berhasil dilibatkan dalam setiap perjalanannya. Satu diantaranya adalah dunia pendidikan. Motor ideology yang menjadi kunci utama perubahan sebuah bangsa.
Rabu, 27 Mei 2009
Merajut Asa Dengan Mimpi

(Elenor Roosevelt, Ibu Negara AS)
Tentang Wanita

Ketika Tuhan menciptakan wanita, Dia lembur pada hari ke-6. Malaikat dating dan bertanya, ”Mengapa begitu lama, Tuhan?”
Tuhan menjawab: “Sudahkah engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?”
“2 tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukandari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan.
Selasa, 19 Mei 2009
Nestapa Tak Bertuan
Oleh: Yana Yan*)
Pagi yang masih sangat buta, kumulai perjalanan itu. Namun sebelumnya, tak lupa kuberikan kecupan hangat di kening Ibu. Dan kutinggalkan ia dalam kondisi yang masih tertidur lelap. Lalu kutitipkan ia kepada kedua adikku, Rina dan Adli. Entah gimana cara Adli meyakinkan Ibu. Entah bagaimana cara Rina menghibur Ibu, setelah tahu aku tak lagi bersamanya. Ah, biarlah waktu yang menjawab semuanya. Tapi satu yang kupinta, semoga keputusanku tidak membuat segalanya menjadi kacau! Aku ingin melihat kasih, ketenangan, dan cinta membaluti keluargaku. Menyusuri sisa jejak Ayah yang sudah lebih dulu pergi. Dan sebagai anak sulung, aku tak mau menghentikan jejak Ayah. Kan kuteruskan langkahnya dalam menaungi kebahagiaan di rumah ini. Itu janjiku!
Minggu, 17 Mei 2009
Setitik Nadir Pra-Klinik Perdana
14 Mei 2009! Pertama kali terjun langsung di rumah sakit. Dan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, lagi-lagi ditakdirkan sebagai wilayah untuk mengajari kami, merealisasikan ilmu dari kampus seberang.. Dengan landasan utama: mengobservasi pasien. Adapun tindakan yang lainnya, itu terserah apa yang akan terjadi nantinya. Dalam jumlah yang cukup banyak, kami akhirnya disekat menjadi beberapa kelompok. Dengan ruangan yang berbeda-beda, dan tentu dengan jenis penyakit yang berbeda pula.
Kamis, 14 Mei 2009
“Refleksi Hari Perawat Se-Dunia”

Oleh: Yana Yan*)
“Selamat Hari Perawat se-Dunia!!!”
12 Mei 2009! Gegap gempita Mahasiswa Keperawatan yang bergabung dalam Aliansi Mahasiswa Keperawatan Sulawesi Selatan, pagi itu memadati penghujung barat kota Makassar, tepatnya di Pantai Losari. Perjalanan itu berawal dari sini. Dengan segenap asa dan rasa, para mahasiswa/i perawat dari berbagai instansi melemparkan senyum dan citanya buat seluruh penghuni kota Makassar. Tak lain, demi memeriahkan dan mewarnai hari Perawat se-Dunia.
Tahu apa Anda tentang ‘amanah’?
Amanah, lagi-lagi tentang amanah. Hampir setiap kali rapat, syuro’, ataw apapun nama perkumpulan itu, di manapun,,, tak lepas dari tema tentang itu. Tentang amanah… tentang komitmen… tentang Loyalitas…semua mengumbarnya!
Tahu apa Anda tentang amanah?
Senin, 11 Mei 2009
MENGENANG AIR MATA RASULULLAH SAW
Minggu, 10 Mei 2009
Cukup Menggelitik…!
Subject: [ekonomiupnvy] FW: Ternyata ....... Hidup ini sederhana That's why ..... DON'T BE too calculative in life. Ternyata... Hidup Ini Sederhana... Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah,