Oleh: A.Saputri Mulyanna
Seperti biasa, hari ini terlalui dengan sederet aktivitas. Dan lagi-lagi, alur hidup hari ini semakin memperkuat argumen yang selalu dilisankan oleh teman-teman dekat. Janji untuk bertemu dengannya sore tadi tentang sebuah urusan, lagi-lagi terpaksa tertunda dengan alasan yang sangat klasik di telinganya: SIBUK. Dan akhirnya kembali bermuara pada satu kata pamungkas yang mau tidak mau harus terlisankan: MAAF. Entahlah, ini adalah takdir yang terencana atau rencana yang tertakdirkan. Dia lebih tahu pastinya.