Oleh: Yana Yan*)
Pagi yang masih sangat buta, kumulai perjalanan itu. Namun sebelumnya, tak lupa kuberikan kecupan hangat di kening Ibu. Dan kutinggalkan ia dalam kondisi yang masih tertidur lelap. Lalu kutitipkan ia kepada kedua adikku, Rina dan Adli. Entah gimana cara Adli meyakinkan Ibu. Entah bagaimana cara Rina menghibur Ibu, setelah tahu aku tak lagi bersamanya. Ah, biarlah waktu yang menjawab semuanya. Tapi satu yang kupinta, semoga keputusanku tidak membuat segalanya menjadi kacau! Aku ingin melihat kasih, ketenangan, dan cinta membaluti keluargaku. Menyusuri sisa jejak Ayah yang sudah lebih dulu pergi. Dan sebagai anak sulung, aku tak mau menghentikan jejak Ayah. Kan kuteruskan langkahnya dalam menaungi kebahagiaan di rumah ini. Itu janjiku!
***