must to remember:

Sejarah hanya mampu mencatat orang-orang yang menyisakan jejak dalam hidupnya. Bergeraklah...

Sabtu, 02 Mei 2009

Who’s the Nursing?



1. Nursing is caring. Artinya perawat harus berperan dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawatan harus memperhatikan bahwa dalam pemberian asuhan keperawatan tidak dikenal pasien atau kasus pribadi. Semua pasien diperlakukan sama.
2. Nursing is sharing. Artinya dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat selalu melakukan sharing atau diskusi antara sesama perawat, kepada anggota tim kesehatan lainnya dan kepada klien.
3. Nursing is laughing. Artinya, perawat meyakini bahwa senyum merupakan suatu kiat dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
4. Nursing is crying. Artinya, perawat menerima respon emosional dari perawat atau orang lain sebagai suatu hal yang biasa pada situasi senang atau duka.
5. Nursing is touching. Artinya, perawat dapat menggunakan sentuhan untuk meningkatkan rasa nyaman, pada saat melakukan massage, atau misalnya menyentuh pasien ketika mengatakan saya memahami apa yang akan dilakukan untuk menolong anda.
6. Nursing is helping. Bermakna bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya.
7. Nursing is believing in others. Artinya, perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status kesehatannya.
8. Nursing is trusting. Artinya, perawat harus menjaga kepercayaan orang lain (klien) yaitu denan menjaga mutu asuhan keperawatan.
9. Nursing is believing in self. Artinya, perawat yakin dirinya memiliki pengetahuan dan mampu untuk menolong orang lain dalam memelihara kesehatannya.
10. Nursing is learning. Artinya, perawat selalu belajar atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan profsional melalui asuhan keperawatan yang dilakukan.
11. Nursing is respecting. Artinya, perawat memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan kepada orang lain (klien dan keluarganya) dengan menjaga kepercayaan, dan rahasia klien.
12. Nursing is listening. Artinya, perawat harus mau menjadi pendengar yang baik ketika klien berbicara atau mengeluh.
13. Nursing is doing. Artinya, perawat melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan berdasarkan pengetahuannya untuk memberikan rasa aman dan nyaman serta asuhan keperawatan secara komperehensif.
14. Nursing is feeling. Artinya, perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka, senang, frustasi, dan rasa puas klien.
15. Nursing is accepting. Artinya, perawat harus menerima diri sendiri sebelum dapat menerima orang lain.

Senin, 27 April 2009

Test ALZHEIMER

Silakan coba Test ALZHEIMER gratis!!!

------------ --------- --------- --------- --------- --------- - --------

1. Temukan huruf "C" di bawah. Jangan gunakan bantuan cursor.

OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO COOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O
OOOOOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOOO O

2. Jika anda telah menemukan huruf "C", sekarang temukan angka "6"
di
bawah.

9999999999999999999 9999999999999999 999999999999999 99999999999999
9999999999999999999 9999999999999999 999999999999999 99999999999999999
9999999999999999999 9999999999999999 999999999999999 99999999999999999
9999699999999999999 9999999999999999 999999999999999 99999999999999999
9999999999999999999 9999999999999999 999999999999999 99999999999999999
9999999999999999999 9999999999999999 999999999999999 99999999999999

3. Sekarang temukan huruf "N" di bawah. Ini agak lebih sulit.

MMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMMMMMMMMMM MNMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMM

4. Sekarang temukan huruf "O" di bawah. Ini agak lebih sulit.
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQ QQQQQQQQQQQQQQQQ QQQ
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQ QQQQQQQQQQQQQQQQ QQQ
QQQQQQQQQQQQQQQQQQ QQQQQQQQQQQQQQQQQQQ QQQQQQQQQ
QQQQQQQQQQ QQQQQQQQQQQQQQQQQOQ QQQQQQQQQQQQQQQQ
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQ QQQQQQQQQQQQQQQQ QQ
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQ QQQQQQQQQQQQQQQQ

5. Sekarang temukan huruf "I" di bawah. Ini agak lebih sulit.
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLI
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLLLLLLL LLLLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLL LL

------------ --------- --------- --------- --------- --------- - --------

Ini bukan gurauan, fren
Jika anda bisa melewati 3 test ini, maka anda bisa batalkan rencana
kunjungan ke ahli neurologi
Otak anda masih baik dan jauh dari penyakit Alzheimer. Selamat !

For your info
Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi
saraf otak yang kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer bukannya
penyakit menular. Penderita Alzheimer mengalami keadaan penurunan
daya
ingat yang parah sehingga penderita akhirnya tidak lagi mampu
mengurus
dirinya sendiri.

Alzheimer tergolong sebagai salah satu jenis dementia yang ditandai
dengan melemahnya kemampuan bercakap, kemampuan berpikir sehat, daya
ingat, kemampuan mempertimbangan, adanya perubahan kepribadian dan
tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani
penderita
dan juga anggota keluarga yang perlu menjaga dan merawatnya.
Menurunnya
fungsi ingatan juga memengaruhi fungsi intelektual dan sosial
penderitanya.
Sumber penyakit ini belum diketahui dengan pasti, tetapi bukan
karena
proses penuaan. Sebagian ilmuwan memperkirakan bahwa kepikunan ini
berkaitan dengan pembentukan dan perubahan sel-sel saraf yang normal
menjadi semacam serat.

Resiko untuk mengidap Alzheimer meningkat seiring dengan pertambahan
usia. "Pada usia sekitar 65 tahun, seseorang berisiko lima persen
untuk
menderita penyakit ini dan risiko ini meningkat dua kali lipat
setiap
lima tahun,"menurut Ahli Psikogeriatrik, Kantor Pengobatan
Psikologi,
Fakultas Pusat Pengobatan Universitas Malaya (PPUM), Dr. Esther
Ebeenezer. Meskipun kepikunan seringkali dikaitkan dengan usia
lanjut,
namun terbukti bahwa penderita Alzheimer yang pertama diidentifikasi
adalah seorang perempuan berusia awal 50 tahunan.

Sejarah Alzheimer

Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907 ini,
dinamakan
Alzheimer sesuai nama penemunya.
Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak
hanya
mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut
plak
amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).
Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut,
dipercaya
menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini
menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu
neuron ke neuron lain terpengaruh.

Meskipun sudah ditemukan hampir satu abad yang lalu, Alzheimer tidak
seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala
penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi
yang
dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer
tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal
yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal
mungkin saja "sering lupa" tersebut merupakan tanda awal penyakit
Alzheimer.

Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah
mantan
Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan
keadaan
dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994. Penelitian
klinis terbaru menunjukkan bahwa konsumsi suplemen asam lemak
omega-3
dapat memperlambat laju penurunan fungsi kognitif penderita
alzheimer
ringan.

Gejala dan tingkat keparahan penyakit:

Pada taraf ringan gejalanya dapat berupa: lupa dimana menyimpan
kunci,
lupa mengambil uang kembalian, lupa mau membeli apa di toko, lupa
nomor
telepon atau tidak ingat mana obat yang setiap hari biasa dimakan.

Pada tingkat menengah: penderita misalnya, lupa mencampurkan gula
dalam
minuman, garam dalam masakan atau lupa bagaimana cara mengaduk gula
di
dalam gelas.

Pada tingkat yang parah, penderita sudah tidak mampu melakukan
hal-hal
mendasar seperti mengurus diri sendiri, tidak lagi mengenali keadaan
sekitar rumahnya, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga
terdekat.

Penderita Alzheimer dapat menjadi agresif, cepat marah dan
kehilangan
minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya.
Penderita
tingkat menengah atau parah dapat menunjukkan tingkah laku aneh,
seperti
menjerit, terpekik atau mengikuti orang ke mana saja, bahkan walau
orang
tersebut ke WC.

Selain itu, penderita dapat juga mengalami semacam halusinasi
seperti
mendengar suara atau bisikan halus, atau
melihat bayangan menakutkan. Penderita juga kadangkala berjalan
mondar
mandir tanpa tujuan dan pola tidur mereka juga berubah. Penderita
biasanya akan lebih banyak tidur di siang hari dan terus terjaga
pada
malam hari.
Keadaan tersebut secara tidak langsung memberi tekanan mental kepada
perawat atau anggota keluarga yang harus waspada menjaga penderita
selama '36 jam' sehari.

Kebanyakan penderita Alzheimer meninggal dunia akibat radang
paru-paru
atau pneumonia karena mereka tidak dapat melakukan berbagai
aktivitas
fisik lainnya.
Yang menyedihkan, adalah bahwa orang yang sakit itu sendiri tidak
memahami apa yang terjadi pada diri mereka dan memerlukan bantuan
orang
lain. Berita buruknya penyakit Alzheimer ini, tidak dapat
disembuhkan.
Tetapi, gejalanya masih dapat dikendalikan dengan obat-obatan.
Obat-obatan yang diberi pada tingkat awal, dapat membantu ingatan
penderita seperti fungsi kognitif, aktivitas dan tingkah laku
sehari2.

Prevalensi

Sekitar tahun 1950-an diperkirakan sekitar 2,5 juta warga dunia
menderita penyakit ini. Pada tahun 2003 Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang yang berusia di
atas
60 tahun atau 10 persen penduduk dunia menderita Alzheimer.
Peningkatan jumlah penderita Alzheimer berkaitan dengan meningkatnya
jumlah warga dunia yang berusia lanjut, dan semakin panjangnya usia
atau masa hidup warga dunia. Usia hidup perempuan meningkat hingga
mencapai usia 80 tahun dan laki-laki mencapai usia 75 tahun. Selain
itu, faktor pemeliharaan kesehatan yang semakin baik dan menurunnya
tingkat kelahiran.

Orang yang berisiko menderita Alzheimer:
* Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun
* Penderita diabetes
* Kurang berolahraga
* Kadar kolesterol yang tinggi
* Faktor keturunan - memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada
usia 50-an.

dikutip dari salah satu anggota milis anging mammiri...
smg bermanfaat! ^_^

Sekedar info, dari pRoyek Konro SouP Anging Mammiri

Naskah yang masuk sampe denga tanggal 20 April ini yaitu :
1. [KSFS- Cinta] Menjelang Matahari Terbit - Arwin
2. [KSFS- Ketabahan] Catatan Harian si Wahyu - Ahmad
3. [KSFS- Ketabahan] Stroke Membuatku Merubah Hidup - Muslimin Beta
4. [KSFS- Sudut Pandang] Kelong Anak - Nur Syamsoe
5. [KSFS- Ketabahan] Kami harus usung Kerandanya !! - Nur Syamsoe
6. [KSFS- Rasa Sakit] Peri Bersayap Keikhlasan - Andini Syamsur
7. [KSFS- Cinta] How The Way To Forget You? - Fauzina Akib
8. [KSFS- Ketabahan] Setelah Kang Pandu Pergi - Dewi Rieka Kustiantri
9. [KSFS- Ketabahan] Wardah Perempuan Baja - Dewi Rieka Kustiantri
10. [KSFS- Sudut Pandang] Khatam - Sofyan Thayf
11. [KSFS- Sudut Ketabahan] Pernikahan Terlarang - Arwin
12. [KSFS-Sudut Pandang] Mengiris Malam Bersama Ojek Bandara - Amril Taufik Gobel
13. [KSFS-Cinta] Sepasang Telinga Seluas Samudera - Amril Taufik Gobe
14. [KSFS-Cinta] Ciuman Terakhir, Di Hari Terakhir - Amril Taufik Gobel
15. [KSFS-Cinta] Buat Para Ayah Yang Menyimpan Resah Dengan Senyum Merekah - Amril Taufik Gobel
16. [KSFS - Sudut Pandang] Berdamai Dengan Ketidaksempurnaan: Sebuah Kisah Tentang Rasa Marah - Amril Taufik Gobel
17. [KSFS - Cinta] Suatu Malam Di Depan Malll Ratu Indah Makassar - Sarah Tahnia
18. [KSFS - Ketabahan] Debi - Sarah Tahnia
19. [KSFS - Cinta] Aku Adalah Kau dan Kau Adalah Aku - Ahmad Maulana Agung
20. [KSFS - Sudut Pandang] Mahasiswa Apakah Pejuang Rakyat atau Bukan - Ahmad Maulana Agung
21. [KSFS - Sudut Pandang] Menguat Gerakan Perempuan Dibalik Kepeloporan RA. Kartini - Ahmad Maulana Agung
22. [KSFS - Ketabahan] Sesal Yang Membawa Arti - Marten
23. [KSFS- Ketabahan] Surat Buat Bapak - Ahsan Azhar
24. [KSFS - Sudut Pandang] Turun Dari Langit - Ahsan Azhar
25. [KSFS - Ketabahan] Sepulang - Ahsan Azhar
26. [KSFS - Cinta] Tiga Kota Satu Cinta - Syafruddin Djali
27. [KSFS - Sudut Pandang] Mau Jadi Kuli atau Jadi Boss? - Khalid Mustafa
28. [KSFS - Sudut Pandang] Metode Kampungan Pemelajaran Bahasa Inggris - Khalid Mustafa
29. [KSFS - Sudut Pandang] Sampahku Tiketku - Khalid Mustafa
30. [KSFS - Cinta] Abu-abu untuk pelangi - Airin Nisa
31. [KSFS - Cinta] Brankas ini Butuh Pengunjung - Airin Nisa
32. [KSFS - Cinta] Brownis Buat ibu - Firdaus Rauf
33. [KSFS - Ketabahan] Jalan Harapan - Abdul Gafur
34. [KSFS - Sudut Pandang] Anak Perempuan Satu-satunya - Airin Nisa.
35. [KSFS - Cinta] Cinta Dimiliki Hanya Sekali - Fiyan Arjun
36. [KSFS - Cinta] Jamur di Kala Hujan - Fiyan Arjun
37. [KSFS - Ketabahan] Semua Akan Indah Pada Waktunya - Ira Puspita.
38. [KSFS - Sudut Pandang] Petani Organik - Imansyah Rukka
39. [KSFS - Ketabahan] Yang Terbaik (untuk Ayah) - Fajrin Thamrin
40. [KSFS - Ketabahan] Istighfar - Asmar Abdullah
41. [KSFS - Sudut Pandang] Mengambil Hikmah Dari Negeri Empat Musim - Ismail Amin
42. [KSFS - Cinta] Saat Harus Memilih - Ferdi Syarlin
43. [KSFS - Cinta] Preman Cantik - Unga
44. [KSFS - Sudut Pandang] Arisan Keluarga Sialan - Dian Retno Megawati
45. [KSFS - Sudut Pandang] Let Me Fly, Aisyah - Dian Retno Megawati
46. [KSFS - Ketabahan] Bunga - Iqbal Napsa
47. [KSFS - Cinta] Mama, Aku Jatuh Cinta - Iqbal Napsa
48. [KSFS - Sudut Pandang] Ayahku Seorang Popeye - Deen
49. [KSFS - Sudut Pandang] Harus Tetap Sekolah - Deen
50. [KSFS - Ketabahan] Sesungguhnya Setelah Kesusahan ada Kemudahan - Andi Tenri Pada
51. [KSFS - Ketabahan] Jeda Kehidupan - Valencia Cecillia Mayke Randa
52. [KSFS - Cinta] Arti Sebuah Pelukan - Valencia Cecillia Mayke Randa
53. [KSFS - Cinta] Guru Bulan - Inayah Mangkulla
54. [KSFS - Sudut Pandang] Optimisme Penjual Kerupuk - Aan Wulandari Usman
55. [KSFS - Cinta] Cinta Tak Biasa - Gaga
56. [KSFS - Ketabahan] Mengenang Sketsa Hidup yang Tersisa - A. Saputri Mulyana
57. [KSFS - Sudut Pandang] Segalanya Belum tentu adalah Cinta - Ulfa
58. [KSFS - Ketabahan]Demikianlah Tentang Sedih itu - Febty Febriani
59. [KSFS - Cinta] Kasih Anak Untuk Sebuah Cinta - Febty Febriani

Keep spirit teman2… smg tak pernah mati tuk terus berkarya!
Hmm,,, setelah ini, tak ada info lg dr dunia Anging Mammiri. Mungkin ada nama teman2 yg belum terpublikasi..

Citra Ideal Seorang Perawat

Oleh: Yana Yan*)


Selayang Pandang Dunia Keperawatan
Keperawatan, dunia yang sudah tak asing lagi untuk diperbincangkan. Ia telah menjadi warna yang ikut hadir dalam kehidupan manusia. Tersebar di seluruh pelosok tanah air. Masyarakat desa, apalagi masyarakat perkotaan, masing-masing telah menjamahnya. Tua-muda, kaya-miskin, semua mengenalnya. Berangkat dari sini, penulis mencoba berusaha menelisik lebih jauh tentang dunia keperawatan ini.
Melalui Seminar Nasional Keperawatan (1983), dirumuskan pengertian keperawatan, yaitu suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Pelayanan yang ditujukan kepada individu, keluarga, atau masyarakat yang sehat, maupun yang sakit, yang mencakup siklus hidup manusia. Nah, berbicara masalah keperawatan, tentu tak lepas dari sistem pelayanan kesehatan. Lebih mengerucut lagi, akan berbicara tentang perawat itu sendiri, sebagai subjek yang berperan langsung di dalamnya. Lantas, apa yang terlintas dalam benak kita saat pertama kali mendengar kata ‘perawat’?
Banyak jawaban tentu akan kita muntahkan, sesuai bagaimana kita mempersepsikannya. Perawat, seolah tak pernah lekang dari warna putihnya. Tapi, ini bukan masalah. Ada sisi lain yang perlu untuk kita tengok. Hingga kini, label ‘jutek’ masih menyelimuti tubuh perawat itu sendiri. Memang sulit untuk dinafikan, beberapa eselon masyarakat, masih beranggapan demikian. Paradigma perawat sebagai seorang bawahan atau ‘pembantu’ dokter, pun itu masih sering terjadi. Ironis,, memang! Padahal, perawat kini telah disanding dengan label ‘profesi’. Dan seringpula dikoar-koarkan sebagai mitra dari dokter itu sendiri. Benarkah?

Citra Ideal Seorang Perawat
Berangkat dari pengertian ‘keperawatan’ yang telah dirumuskan sebelumnya, maka saya dapat menarik sebuah garis merah, terkait dengan bagaimana citra ideal seorang perawat. Meski sebenarnya, sangat tidak gamblang bagi saya untuk merumuskan tentang bagaimana idealitas seorang perawat. Tapi semoga, ini bisa menjadi titik ukur bagaimana kita_seorang perawat_ mampu mencapai tingkat idealitas itu.
Sederhana, ketika saya mencoba untuk menyimpulkan idealitas seorang perawat itu yang seperti apa, cukup dengan berdalih pada pengertian keperawatan yang telah dibahas sebelumnya. Yaitu: mampu menanamkan nilai-nilai profesionalitas dalam dirinya sebagai seorang perawat. Lantas, yang seperti apa nilai-nilai profesionalitas itu? Adalah ketika pelayanan keperawatan yang dilakukan senantiasa berorientasi pada wawasan ilmu keperawatan yang pastinya senantiasa berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini, kualitas seorang perawat tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan. Dan upaya profesionalisasi itu dapat direfleksikan melalui tindakan pelayanan keperawatan yang dilakukannya.
Sisi lain, salah satu hal yang perlu ada pada diri seorang perawat adalah senantiasa melestarikan kode etik yang berlaku sebagai sebuah profesi. Kapan dan dimana saja!
*) Mahasiswi Ners A ’07,
Ketua FLP Ranting Unhas

Minggu, 26 April 2009

Andar, Jangan BHP!

Oleh: Yana Yan*)

Terik Sang Surya mulai membuatku gusar. Peluh sudah tak sanggup kubendung. Ia kini tumpah membasahi jidat dan beberapa bagian tubuhku. Dan aku kembali mengusapnya, entah untuk yang keberapa kalinya.
“Hidup mahasiswa!!! Hidup mahasiswa!!!”
Aku menoleh, kutemukan segerombolan mahasiswa tengah memadati sisi kanan jalan menuju gedung rektorat kampusku. Sesekali terdengar teriakan-teriakan lantang dari Sang Orator yang terus membahana di ruang dengarku.
“Lagi demo ya Dik?” seorang wanita setengah baya tiba-tiba melontarkan pertanyaan untukku.
Udah tahu nanya! Aku bergumam dalam hati.
Aku menyumbangkan senyum manisku untuknya, lalu kuberikan sebuah anggukan, sebagai simbol tanda setujuku.
“Demo apa ya Dik?” lagi-lagi Ibu itu mengejar tanya.
“Ah,, Ibu ini,” batinku. Lalu kujawab pertanyaannya tadi dengan menggelengkan kepalaku. Dan akhirnya, Ibu itu diam. Mungkin karena sudah paham dengan kondisiku.
Angkot yang kutumpangi tiba-tiba berhenti. Padahal tidak biasanya angkot akan berhenti di jalan ini. Aku dan Ibu tadi saling berpandangan.
“Kenapa berhenti Pak?” seorang gadis berjilbab tepat di samping Ibu tadi akhirnya angkat bicara.
“Sepertinya kita tidak bisa lewat di jalan sana. Ada demo. Mahasiswa-mahasiswa itu akan bergerak mengelilingi kampus,” jawab Pak Sopir sambil membalikkan dirinya ke belakang, memandangi kami satu per satu.
“Angkot ini tidak bisa masuk ke kampus lagi. Coba lihat di depan sana, angkot-angkot pada berhenti. Malah ada yang berbalik arah.” Tambah Pak Sopir.
Benar juga.
“Ya sudah, saya turun di sini saja.” Kembali kubergumam. Aku pun melompat turun dan membayar ongkos.
Samar-samar, teriakan sang pendemo mulai ditangkap inderaku. Aku semakin tertantang untuk mendekati sumber suara itu.
Tiba di perempatan jalan, aku terhenti. Asaku membuncah. Nyaliku terpacu lebih cepat. Kobaran semangat dari mereka_mahasiswa-mahasiswa itu_ tiba-tiba menjilat naluriku. Diseberang jalan, mataku tiada henti mengumbar pandangan ke arahnya. Kepalannya, teriakannya, langkahnya, hentakan kakinya, jiwanya,,, semua membuatku bungkam tak berkutik. Memaksa jiwaku untuk menyumbangkan rasa salut dan bangga kepadanya.
“Kawan-kawan seperjuangan yang saya hormati dan saya cintai. Pendidikan kini menjadi barang mahal. Dan sebentar lagi, mungkin saja ia akan menjadi barang langka. Bukankah kemerdekaan itu hak segala bangsa? Bukankah salah satu misi Negara kita adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa? Apakah dengan BHP misi itu akan terwujud? Dengan melilit perut dan leher kita? Saya yakin, bukan cara seperti itu yang kita tunggu kawan-kawan…”
Teriakan-teriakan itu terus terdengar lantang di angkasa. Nyaliku tiba-tiba bangkit, seiring dengan gentarnya mereka bersuara. Keinginanku untuk bergabung dalam barisan itu harus kutelan, meski terasa sangat pahit. Aku tak mungkin gabung bersama mereka. Kebisuanku, tak mungkin mampu mengobarkan semangat mereka, bahkan mungkin akan ciut melihatku diam di depan sana. Kebisuanku tak akan mampu menyelipkan daya guna buat teman-teman itu.
“Seandainya kalian tahu betapa aku ingin bergabung bersama kalian…” gumamku lirih.
“Andar?!! Kok bengong disini?” suara Retno tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
Aku menggoyangkan kedua tanganku. Menjawab pertanyaan Retno dengan bahasa isyaratku. Kuyakin, Retno paham maksudku. Tentang rasa salutku terhadap teman-teman disana.
“Andar,, Jangan BHP!” Retno kembali bersuara.
Aku mengernyitkan dahiku tanda tak mengerti.
“Jangan BHP! Jangan Buat Hidup Pincang!” Retno menjelaskan.
Aku kembali mengernyitkan dahi. Aku semakin bingung dengan ucapan Retno barusan.
“Hmm,, jangan pernah buat hidup kita jadi pincang dengan segala keinginan kita yang belum nyata. Aku tahu, keinginanmu sedari dulu untuk bisa menjadi orator ulung seperti mereka. Tapi, jangan sampai keinginan yang membuncah itu membuat kita menjadi hamba yang tak bersyukur. Coba kita lakukan sisi lain. Aku yakin, setiap orang punya potensi masing-masing yang orang lain belum tentu punya. Tapi terkadang, banyak diantara kita yang tak pernah menyadari hal itu. Jangan pernah bercermin kepada orang atas mimpi-mimpi yang akan kita rajut. Karena sebenarnya kitalah yang menentukannya, bukan siapa-siapa,” terang Retno panjang lebar.
Aku semakin tak berkutik. Kali ini, bukan karena teriakan Sang Orator itu, tapi karena bisikan Retno yang sungguh lebih mengikis nuraniku. Kutatap sahabatku itu, dan kurangkul segera.
Terima kasih Rabb, Kau izinkanku bertemu dengannya.

***


*) Ketum FLP (Forum Lingkar Pena) Ranting Unhas

Mendesign Mahasiswa Sejati di Tengah Gempuran Globalisasi

Oleh: Yana Yan*)

“Dunia akan memberikan jalan bagi mereka yang tahu ke mana harus melangkah”
(Ralph Waldo Emerson)
Gempuran globalisasi kini semakin nyata. Seolah tak ada yang sanggup mengelak. Setiap sudut kehidupan berhasil ia jamah. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, itulah realita yang harus dihadapi. Terbongkarnya pintu yang membatasi antara budaya luar dengan budaya ketimuran kita, melahirkan bermacam dampak darinya. Alhasil, dampak positif dan negatif pun terurai bebas di setiap jengkal kehidupan. Bahkan tak jarang akan berujung pada hilangnya identitas ke-timur-an kita.
Mahasiswa, sebagai salah satu bagian dalam bingkai kehidupan, seolah tak luput darinya. Dengan segala ranah yang tergolek di dalamnya, bahkan bisa membius siapa saja yang tak punya kekebalan tubuh untuk menghadapinya, termasuk mahasiswa. Segala sendi seolah telah bersatu dalam ruang yang sama. Jiwa yang lemah tentu akan ikut tergilas olehnya. Adakah daya yang bisa membuatnya bangkit?

Bersandiwara dalam Peradaban Mahasiswa
Kampus, tentu identik dengan ruang lingkup mahasiswa. Idealnya, kampus tak hanya dijadikan tempat untuk mencetak ‘manusia berijazah’. Bukan pula dijadikan sebagai tempat untuk mengoleksi kawan, apalagi lawan. Serta tidak juga dijadikan tempat untuk mengumbar segala yang ia punya, yang bisa membuat mata menjadi nanar bagi setiap orang yang memandangnya.
Sejatinya, kampus adalah tempat pencarian ilmu Sang Mahasiswa, dalam setiap sudutnya. Sehingga kelak ia bisa terlahir sebagai seorang intelektual produktif, tak hanya sekedar menuai ijazah. Bahkan, kampus seyogyanya dijadikan tempat untuk bersilat lidah. Bukan untuk mencari lawan, tapi untuk mengupas kebenaran bersama kawan. Membedah potensi yang masih bersembunyi. Membuka kerang yang masih terkungkung dalam tubuhnya. Melejitkan asa yang sebelumnya masih kerdil. Mengusung sebuah tekad dalam menggulirkan kebenaran dan keadilan. Menyeret keadilan yang tergilas oleh keserakahan. Dan kemudian, mengguyurnya dengan nilai-nilai yang bermoral. Kampus! Di sanalah Sang Mahasiswa mengaisnya.

Mengenal Sosok Mahasiswa Sejati
No body’s perfect. Benar! Tak ada manusia yang sempurna. Tapi, setiap orang punya hak untuk mencapai derajat kesempurnaan itu. dan dialah sosok manusia sejati. Begitu pula dengan sosok mahasiswa sejati, adalah dia yang terus mengais dan mencari untuk mendekati kesempurnaan.
Ralph Waldo Emerson, mengawali perbincangan kita pada lembaran ini. Cukup menggelitik! Seolah menegaskan bahwa pintu kesuksesan akan terbuka buat mereka yang telah merancang jalan menuju pintu itu. Artinya, segala kesiapan telah ia lakukan. Tak gamblang memang berbicara tentang sosok kesejatian seseorang/sesuatu. Karena ia akan mengungkit segala bentuk kemungkinan, bahkan ketidakmungkinan. Tapi tak ada yang salah. Karena segala kemungkinan bisa saja terjadi. Bahkan ketidakmungkinan sekalipun. Berangkat dari sini, menemukan sosok mahasiswa sejati memang bukan hal yang mudah. Ia bisa menjadi barang yang langka. Lalu, bagaimanakah sosok mahasiswa sejati itu?
Secara umum, mahasiswa sejati adalah mahasiswa yang senantiasa haus akan ilmu dan kebenaran. Tidak membiarkan dirinya diselimuti oleh ketidaktahuan yang berkepanjangan. Dan inilah hakekat mahasiswa sebagai seorang pembelajar. Di sisi lain, mahasiswa sejati adalah ia yang mampu menciptakan karya dan mempersembahkannya buat orang lain. Dan inilah hakekat mahasiswa sebagai makhluk sosial. Selain itu, mahasiswa sejati adalah ia yang tak pernah bosan mengumbar dan mempertahankan idealisme yang ia yakini. Tentu yang dimaksud adalah idealisme yang bermoral. Dan inilah hakekat mahasiswa sebagai seorang manusia. Sebagai kesimpulan, mahasiswa sejati adalah ia yang tak kenal lelah untuk mencari dan mempersembahkannya buat orang-orang disekitarnya. Karena sebagai manusia, mahasiswa tercipta sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Mahluk individu yang kreatif dan berkepibadian, sehingga tak akan mati tergilas era globalisasi. Serta menjadi makhluk sosial, sehingga tak akan hilang dihempas angin globalisasi. Itulah design mahasiswa sejati yang dinanti peradaban manapun!
Tak peduli seberapa banyak kesempatan yang kita miliki, tapi yang terpenting adalah seberapa banyak kesuksesan yang kita ukir dari setiap kesempatan yang ada”
***

*) Ketua umum FLP Ranting Unhas