must to remember:

Sejarah hanya mampu mencatat orang-orang yang menyisakan jejak dalam hidupnya. Bergeraklah...

Minggu, 26 April 2009

Mendesign Mahasiswa Sejati di Tengah Gempuran Globalisasi

Oleh: Yana Yan*)

“Dunia akan memberikan jalan bagi mereka yang tahu ke mana harus melangkah”
(Ralph Waldo Emerson)
Gempuran globalisasi kini semakin nyata. Seolah tak ada yang sanggup mengelak. Setiap sudut kehidupan berhasil ia jamah. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, itulah realita yang harus dihadapi. Terbongkarnya pintu yang membatasi antara budaya luar dengan budaya ketimuran kita, melahirkan bermacam dampak darinya. Alhasil, dampak positif dan negatif pun terurai bebas di setiap jengkal kehidupan. Bahkan tak jarang akan berujung pada hilangnya identitas ke-timur-an kita.
Mahasiswa, sebagai salah satu bagian dalam bingkai kehidupan, seolah tak luput darinya. Dengan segala ranah yang tergolek di dalamnya, bahkan bisa membius siapa saja yang tak punya kekebalan tubuh untuk menghadapinya, termasuk mahasiswa. Segala sendi seolah telah bersatu dalam ruang yang sama. Jiwa yang lemah tentu akan ikut tergilas olehnya. Adakah daya yang bisa membuatnya bangkit?

Bersandiwara dalam Peradaban Mahasiswa
Kampus, tentu identik dengan ruang lingkup mahasiswa. Idealnya, kampus tak hanya dijadikan tempat untuk mencetak ‘manusia berijazah’. Bukan pula dijadikan sebagai tempat untuk mengoleksi kawan, apalagi lawan. Serta tidak juga dijadikan tempat untuk mengumbar segala yang ia punya, yang bisa membuat mata menjadi nanar bagi setiap orang yang memandangnya.
Sejatinya, kampus adalah tempat pencarian ilmu Sang Mahasiswa, dalam setiap sudutnya. Sehingga kelak ia bisa terlahir sebagai seorang intelektual produktif, tak hanya sekedar menuai ijazah. Bahkan, kampus seyogyanya dijadikan tempat untuk bersilat lidah. Bukan untuk mencari lawan, tapi untuk mengupas kebenaran bersama kawan. Membedah potensi yang masih bersembunyi. Membuka kerang yang masih terkungkung dalam tubuhnya. Melejitkan asa yang sebelumnya masih kerdil. Mengusung sebuah tekad dalam menggulirkan kebenaran dan keadilan. Menyeret keadilan yang tergilas oleh keserakahan. Dan kemudian, mengguyurnya dengan nilai-nilai yang bermoral. Kampus! Di sanalah Sang Mahasiswa mengaisnya.

Mengenal Sosok Mahasiswa Sejati
No body’s perfect. Benar! Tak ada manusia yang sempurna. Tapi, setiap orang punya hak untuk mencapai derajat kesempurnaan itu. dan dialah sosok manusia sejati. Begitu pula dengan sosok mahasiswa sejati, adalah dia yang terus mengais dan mencari untuk mendekati kesempurnaan.
Ralph Waldo Emerson, mengawali perbincangan kita pada lembaran ini. Cukup menggelitik! Seolah menegaskan bahwa pintu kesuksesan akan terbuka buat mereka yang telah merancang jalan menuju pintu itu. Artinya, segala kesiapan telah ia lakukan. Tak gamblang memang berbicara tentang sosok kesejatian seseorang/sesuatu. Karena ia akan mengungkit segala bentuk kemungkinan, bahkan ketidakmungkinan. Tapi tak ada yang salah. Karena segala kemungkinan bisa saja terjadi. Bahkan ketidakmungkinan sekalipun. Berangkat dari sini, menemukan sosok mahasiswa sejati memang bukan hal yang mudah. Ia bisa menjadi barang yang langka. Lalu, bagaimanakah sosok mahasiswa sejati itu?
Secara umum, mahasiswa sejati adalah mahasiswa yang senantiasa haus akan ilmu dan kebenaran. Tidak membiarkan dirinya diselimuti oleh ketidaktahuan yang berkepanjangan. Dan inilah hakekat mahasiswa sebagai seorang pembelajar. Di sisi lain, mahasiswa sejati adalah ia yang mampu menciptakan karya dan mempersembahkannya buat orang lain. Dan inilah hakekat mahasiswa sebagai makhluk sosial. Selain itu, mahasiswa sejati adalah ia yang tak pernah bosan mengumbar dan mempertahankan idealisme yang ia yakini. Tentu yang dimaksud adalah idealisme yang bermoral. Dan inilah hakekat mahasiswa sebagai seorang manusia. Sebagai kesimpulan, mahasiswa sejati adalah ia yang tak kenal lelah untuk mencari dan mempersembahkannya buat orang-orang disekitarnya. Karena sebagai manusia, mahasiswa tercipta sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Mahluk individu yang kreatif dan berkepibadian, sehingga tak akan mati tergilas era globalisasi. Serta menjadi makhluk sosial, sehingga tak akan hilang dihempas angin globalisasi. Itulah design mahasiswa sejati yang dinanti peradaban manapun!
Tak peduli seberapa banyak kesempatan yang kita miliki, tapi yang terpenting adalah seberapa banyak kesuksesan yang kita ukir dari setiap kesempatan yang ada”
***

*) Ketua umum FLP Ranting Unhas

Tidak ada komentar: