Oleh:
A.Saputri Mulyana
PROLOG
“Dan
hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran: 104)
***
Waktu yang terus terlalui mengantarkan
pada sebuah analogi bahwa kehidupan ini ibarat sebuah mata uang logam. Ia
mempunyai dua sisi yang saling bertolakbelakang: satu sisi menampilkan gambar,
dan sisi lainnya menampilkan nilai angka dari mata uang tersebut. Tentang kapan
sisi gambar itu muncul, kadang kita tidak menduga sebelumnya. Kalaupun suatu
saat kita secara sengaja ingin menampilkan sisi gambar dari mata uang logam
tersebut, kadang yang muncul justru sisi yang lain yang tidak diharap. Entah
karena tiba-tiba terpelintir dan terjatuh, atau tersenggol oleh tangan teman,
dan berbagai alasan lainnya. Jika mata uang logam itu akan menampilkan dua sisi
yang berbeda, maka kehidupan ini akan hadir dengan menampilkan dua sisi yang
berbeda pula. Tentang kebaikan dan keburukan. Dua sisi inilah yang kemudian
akan silih berganti menemani rutinitas hidup manusia. Sama seperti perumpamaan
uang logam tersebut, tidak ada yang bisa memastikan tentang kapan kebaikan dan
keburukan itu hadir. Manusia, memiliki peluang untuk melakukan kebaikan dan
keburukan. Jika hari ini diri menganggap
dalam kondisi iman terjaga, tidak ada yang bisa menjamin esok hari, diri masih
dalam kondisi yang sama.