must to remember:

Sejarah hanya mampu mencatat orang-orang yang menyisakan jejak dalam hidupnya. Bergeraklah...

Kamis, 19 Februari 2009

Berita baru daRi neGeri paLestiNe


Sadarkah antum bahwa berita yang kita dapatkan dalam siaran berita di
televisi maupun lembaran koran seluruh dunia seputar perang Gaza
rata-rata banyak sekali yang mengekspos penderitaan bangsa Palestina.
Di sisi lain sering kali kita perhatikan ditampilkannya kabar bahwa
seolah-olah Israel telah berhasil menang dalam peperangan yang mereka
kobarkan di Gaza. Kita berhusnudzon, barangkali apa yang dilakukan
media adalah cara mereka dalam memberi dukungan bagi rakyat Palestina.
Semakin nampak penderitaan bangsa Palestina di hadapan dunia, maka
otomatis akan semakin membangkitkan semangat pembelaan bagi rakyat
Palestina.

Namun nampaknya jarang sekali kita dengar kabar yang menggembirakan
atas bangsa Palestina selama perang 22 hari di Gaza. Tahukah antum
bahwa ternyata banyak sekali Allah turunkan pertolongan- Nya bagi
rakyat Palestina selama perang 22 hari itu? Apa yang akan saya
ceritakan berikut tidak banyak diekspos oleh media. Entah kenapa, atau
mungkin karena apa yang mereka dapatkan bukan berasal dari sumber
utama para tentara pejuang kemerdekaan Palestina (Brigade Izzudin Al
Qossam dan HAMAS).

Dalam salah satu acara malam penggalangan dana untuk Palestina, Ust
Hilmi Aminudin bercerita tentang pengalaman beliau ketika mengantarkan
rombongan para penyalur bantuan dari rakyat Indonesia langsung ke
pemerintah HAMAS di Palestina. Alhamdulillah saya beruntung dapat
mendengarkan cerita beliau secara langsung, dan kemudian saya
ceritakan kembali pada teman-teman semua.

Selama kunjungannya di Palestina, Ust Hilmi disambut langsung oleh
para petinggi HAMAS. Beliau disambut di perbatasan Raffah-Mesir.
Beliau beserta rombongan tidak diizinkan masuk ke Gaza oleh pemerintah
Mesir dengan alasan keamanan. Oleh karena itu, para petinggi HAMAS
tersebut yang akhirnya menghampiri perbatasan untuk melakukan dialog.
Ust Hilmi beserta rombongan pada waktu itu membawa dana segar hasil
pengumpulan dana dalam demonstrasi- demonstrasi yang dilakukan bangsa
Indonesia selama agresi Israel berlangsung. Alhamdulillah, total dana
yang diberikan adalah sebesar 2 juta US dollar.

Seolah sambil sedikit bercanda, Ust Hilmi mengatakan bahwa uang yang
terkumpul tersebut merupakan infaqnya 'minal fukhoro wal masakin'
(infaknya orang-orang fakir dan miskin). Maksudnya tentu bukan
merendahkan yang memberikan infaq itu. Melainkan memberi gambaran
bahwa jika uang yang dikumpulkan dari hasil demontrasi jalanan saja
bisa sampai terkumpul 2 juta dollar, maka apalagi jika sudah
melibatkan para agnia dan pengusaha? InsyaAllah dijamin jumlahnya akan
berlipat lebih besar lagi.

Dalam dialog yang berlangsung bersama para pemimpin HAMAS tersebut,
Ust Hilmi banyak mendapatkan cerita kondisi yang sebenarnya dialami
oleh para tentara Al Qossam. Subhanallah. .. ternyata Allah telah
banyak menurunkan pertolongan dan lindungan-Nya selama perang
berlangsung. Sangat banyak hal yang secara akal tidaklah mungkin terjadi.

Pertama, secara persenjataan, sudah sangat jelas bahwa perbandingan
kekuatan persenjataan antara HAMAS dan Israel sangatlah jauh berbeda.
Dalam sistem pertahanan kesenjataan, Israel menempati urutan keempat
di dunia setelah Amerika Serikat, China, dan Inggris. Ini pun masih
belum termasuk dengan bantuan militer yang diberikan Amerika Serikat
untuk mendukung persenjataan selama perang Gaza. Menurut salah satu
sumber, disebutkan bahwa untuk perang Gaza, Amerika telah menyuplai
persenjataan sebanyak lebih dari 60.000 ton. Bantuan itu dikirim dalam
ratusan buah kontainer besar. Bantuan senjata ini dipercaya sebagai
suplai senjata yang terbesar sepanjang sejarah persekongkolan
Amerika-Israel. .. Maka coba bandingkanlah dengan HAMAS hanya
mempersenjatai diri mereka dengan roket-roket berdaya jelajah menengah
dengan daya rusak yang tidak terlalu besar.

Kedua, jika dilihat dari besarnya pasukan, HAMAS hanya memiliki
sekitar 15.000 personil. Sedangkan Israel memiliki 130.000 tentara
aktif dan lebih dari 400.000 tentara cadangan.

Ketiga, dari segi medan pertempuran, Gaza adalah kota yang terisolir.
Sekelilingnya dibatasi oleh tembok-tembok blokade sepanjang lebih dari
750 KM dengan tinggi 8 meter, dan di setiap 10 meternya telah siap
tentara Israel di atas pos blokade yang siap menembak mati siapapun
warga Palestina yang mencoba mendekati tembok blokade tersebut. Segala
hal hampir membuat tidak masuk akal bagi pejuang Palestina untuk
memenangkan pertempuran.

Beberapa hari ke belakang kita menyaksikan sama-sama berita yang
menceritakan aksi perayaan kemenangan yang dilakukan warga Palestina
baik yang di jalur Gaza maupun di tepi Barat. Bagi sebagian orang
barangkali merasa heran, kemenangan macam apakah itu? Bukankah sudah
lebih dari 1.200 orang menemui syahid, 5.000 lebih orang luka-luka, 13
masjid dibom, ribuan rumah hancur, jalan dan sarana publik hancur
total. Apakah ini yang disebut dengan kemenangan? Hal-hal inilah yang
tidak kita ketahui kebenaran yang sesungguhnya.

Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat Palestina memenangkan
pertempuran. Para petinggi HAMAS itu bercerita, sebenarnya serangan
yang dilakukan Israel awalnya direncakan hanya dalam 3 hari saja.
Pertama kali mereka menyerang melalui serangan udara pada tanggal 27
Desember 2008, seharusnya menurut pemikiran mereka, akan dapat
menguasai sepenuhnya Gaza dalam waktu tiga hari saja (29 desember
2008). Mereka berencana hanya akan melakukan serangan udara selama 3
hari, tanpa serangan darat, lalu pada tanggal 30-31 Desember 2008
mereka akan melakukan persiapan perayaan kemenangan dan perayaan tahun
baru di Gaza. Dikabarkan juga pada akhir tahun 2008 tersebut, sebagian
tamu undangan yang rencananya akan menghadiri perayaan kemenangan
Israel atas Gaza sudah bersiap di perbatasan untuk selanjutnya dapat
memasuki Gaza. Tapi ternyata apa yang mereka dapatkan sangat jauh dari
apa yang mereka bayangkan. Justru perlawanan yang sangat sengit dari
pejuang HAMAS lah yang mereka dapatkan. Hal ini akhirnya memaksa
zionis Israel untuk melakukan serangkaian serangan sporadis ke seluruh
target. Pertempuran yang awalnya hanya diperkirakan akan dimenangkan
Israel dalam waktu tiga hari, ternyata meleset sangat jauh dari target.

Setelah perang melewati 10 hari serangan, tentara Israel mulai
kehilangan konsentrasi dan fokus serangan. Sehingga serangan yang
awalnya ditargetkan untuk menghancurkan basis-basis perlawanan HAMAS,
akhirnya mulai berubah menjadi target rakyat sipil. Tentara Israel
mulai kehilangan arah sasaran.

Mereka tidak tahu lagi target mana yang harus mereka hancurkan. Dan
ternyata, target-target bangunan yang Israel klaim di media merupakan
basis HAMAS, pada kenyataannya itu tidak lain hanyalah bangunan yang
kosong tidak berpenghuni, atau bahkan malah target fasilitas publik
dan sipil. Jika kita perhatikan berita di media asing, Israel selalu
berkilah bahwa target sipil yang mereka hancurkan itu karena HAMAS
sering menjadikan tempat-tempat macam itu sebagai tempat perlindungan
dan gudang persenjataan. Padahal yang sebenarnya itu dilakukan Israel
tidak lain hanya karena sudah bingung dan tidak tahu lagi target serangan.

Kemudian salah satu pejabat HAMAS tersebut melanjutkan ceritanya
kepada Ust Hilmi. Beliau menambahkan, "bahwa ternyata pihak Israel
sebelumnya telah mempersiapkan pasukan elite mereka untuk berlatih
sebelum serangan dilakukan. Jadi apa yang mereka lakukan itu tentunya
bukan dilakukan dengan spontan, melainkan sudah melalui perencanaan
yang matang. Para pasukan khusus itu dilatih di sebuah tempat yang
kondisinya dibuat persis sama seperti keadaan di kota Gaza. Mulai dari
bangunan, jalan-jalan, bahkan sampai gang-gang sempit, semuanya dibuat
mirip seperti kota Gaza. Ini diharapkan ketika mereka melakukan
serangan darat, maka sudah dapat mengetahui medan pertempuran dengan
sebaik-baiknya. Tetapi ternyata apa yang mereka dapatkan setelah
terjun langsung ke medan pertempuran yang sebenarnya? Ternyata apa
yang mereka dapatkan sungguh berbeda menurut pandangan mereka. Target
yang awalnya sudah mereka rencanakan dan dicurigai merupakan tempat
persembunyian tentara pejuang Palestina ternyata tidak pernah mereka
temukan. Ketika mereka masuk ke bangunan atau rumah yang awalnya
mereka curigai sebagai markas, ternyata tidak lain hanyalah sebuah
rumah biasa milik penduduk sipil."

Barangkali kita bertanya-bertanya dalam benak kita semua. Bagaimana
mungkin HAMAS tetap bisa menggalang kekuatan? Padahal sekeliling kota
Gaza sudah diblokade dengan tembok-tembok raksasa dan pos penjagaan di
tiap perbatasan. Dari mana mereka mendapatkan suplai untuk
persenjataan mereka? Di luar dugaan, ternyata roket-roket yang dibuat
HAMAS itu terbuat dari barang-barang bekas. Rangka roketnya terbuat
dari bekas tiang listrik, kabel-kabel sambungan detonatornya terbuat
dari kabel yang ada di rumah-rumah warga, bahan bakar roketnya terbuat
dari gula, dan hulu ledaknya terbuat dari kimia sederhana yang mereka
racik sedemikian rupa. Selain itu, suplai bahan baku senjata juga
mereka dapatkan melalui ratusan terowongan yang mereka buat yang
melintasi perbatasan. Israel mengklaim bahwa mereka telah berhasil
menghancurkan banyak terowongan yang sering dimanfaatkan warga Gaza
untuk transfer barang dari dan ke kota Gaza. Tetapi yang perlu kita
ketahui adalah ternyata apa yang berhasil Israel hancurkan itu hanya
200 terowongan dari total terowongan yang berjumlah 800 buah. Jadi
setidaknya masih ada 600 terowongan yang tersisa dan belum hancur.
Adapun terowongan yang sudah hancur tersebut, pihak HAMAS menyebutkan
bahwa mereka akan selesai memperbaikinya kembali hanya dalam 3 bulan.

Secara fisik, mungkin HAMAS lah yang paling banyak menderita kerugian.
Namun ini sama sekali bukanlah indikasi kekalahan HAMAS. Justru Israel
lah yang kalah! Betapa tidak, HAMAS telah membuat perlawanan yang
sangat sengit sehingga Israel melewati target lama pertempuran yang
telah direncanakan, dan akhirnya mundur dari Gaza tanpa syarat apa
pun. Ingat... tanpa syarat apapun!!! Justru pihak Israel lah yang
pertama kali mengumumkan gencatan senjata sepihak, sementara pada saat
itu HAMAS sama sekali menolak gencatan senjata dan terus memberi
perlawanan. Bahkan menurut kabar, lima menit sebelum Israel
mengumumkan gencatan senjata, HAMAS masih meluncurkan roketnya ke
wilayah Israel. Secara tersirat, HAMAS seolah ingin memberikan ancaman
pada Israel bahwa perlawanan mereka tidak pernah berhenti sedikit pun
dan kondisi persenjataan mereka masih dalam kondisi prima. Perlu
ditambahkan juga bahwa selama perang Gaza, HAMAS telah meluncurkan
sekitar 900 roket, dan itu tidak lebih hanya 1 % dari total jumlah
roket yang mereka miliki.

Lebih jauh lagi, salah satu pejabat HAMAS tersebut menyampaikan bahwa
mereka sama sekali tidak membutuhkan kiriman pasukan mujahid dari
negara mana pun. Beliau mengatakan, "kami hanya kehilangan 48 orang
mujahid selama perang berlangsung, dan masih punya belasan ribu
pasukan yang lain." Melalui Ust Hilmi, para pejuang HAMAS ingin
mengucapkan rasa terimakasih dan rasa bangga yang sebesar-besarnya
atas apa yang telah diupayakan rakyat Indonesia. HAMAS berharap bahwa
kalaupun ada yang ingin memberikan bantuannya kepada Palestina, maka
berikanlah bantuan itu dalam wujud bantuan kemanusiaan berupa makanan,
minuman, obat-obatan, pakaian, atau uang tunai. Karena sesungguhnya
itu yang lebih mereka butuhkan daripada mengirimkan bantuan pasukan
jihad."

InsyaAllah.. . apa yang telah kita upayakan bersama ini untuk membantu
rakyat Palestina bukanlah yang terakhir kali. Masih akan datang lagi
bantuan-bantuan berikutnya. Pendistribusian bantuan yang dilakukan
secara bertahap dan tidak sekaligus memang bukan tanpa alasan. Ini
dikarenakan pemerintah Mesir yang berbatasan langsung dengan Gaza
tidak mau untuk memberikan izin masuk Gaza jika dilakukan secara
besar-besaran. Salah satu pihak pejabat Mesir mengatakan bahwa mereka
tidak mau ambil risiko dengan pihak Israel. Sehingga hal ini membuat
kita untuk secara bertahap dan sedikit-sedikit dalam menyalurkan
bantuan ke Gaza. Barangkali perlu juga menjadi catatan bagi kita,
bahwa ternyata aksi-aksi yang kita lakukan selama ini ternyata adalah
aksi terbesar di selurh dunia. Disaat saudara-saudara kita di belahan
dunia lain harus dikejar-kejar polisi dan dijaga ribuan aparat setiap
melakukan aksi solidaritas, lain halnya dengan apa yang kita lakukan
di Indonesia. Semangat pembelaan terhadap bangsa Palestina harus terus
kita gelorakan di bumi manapun kita berada. Jangan pernah berhenti
hingga yahudi laknatullah itu pergi dari bumi jajahan mereka, dan
Palestina terbebaskan sepenuhnya dari cengkraman yahudi. Allahu akbar!!!

Sumber: Netkusuma