Oleh: A. Saputri Mulyanna
Tahun 2007! Kembali memberiku ruang untuk berpisah dari dekapan orang tua. Menjauh dari kehangatan keluarga. Kali ini adalah cerita perpisahan kedua dalam siklus kehidupanku. Cerita perpisahan pertama terlakoni pada tahun 2001. Sekitar 6 tahun yang lalu. Saat itu, aku baru saja lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD). Dan memilih untuk melanjutkan study di Pondok Pesantren, tepatnya di Ibu Kota Provinsi. Jauh dari kampung halaman. Dalam usia yang masih sangat lugu dan butuh orang-orang terdekat, aku harus meninggalkan zona nyaman itu. Terpaksa,,, tidak juga. Ini memang pilihanku, sekitar 6 bulan sebelum keberangkatanku meninggalkan tempat kelahiranku. Tapi tetap tak dapat dinafikan, ada sesak yang terus menyerbu rongga dada dalam detik-detik memasuki pondok pesantren, pasca menikmati liburan sekolah bersama keluarga. Meski berulang kali Ayah dan ibu terus menyelimuti kekuatan. Namun, justru air mata tak terbendung yang terus menyertai. Ah, selama 3 tahun itu, mengajarkan banyak hal tentang cerita kemandirian hidup dan ketegaran. Dan kini, setelah 3 tahun meninggalkan ruang itu, aku harus kembali menjamahnya. Jika ingin melanjutkan kembali study di bangku kuliah. Persiapan diri pada hari ini tentu sudah berbeda jika dibandingkan dengan 6 tahun yang lalu. Paling tidak, bekal hari ini sudah lebih banyakan, termasuk bekal dari penggal pengalaman yang telah terlakoni selama 3 tahun kemarin. Bertambahnya usiaku kini, paling tidak membuktikan bahwa bertambah pula asam-manisnya hidup yang telah kucerna.